Kamis, 25 September 2014

Perkembangan Jurnalistik

Sejak Abad 16

Fungsi Pers bertambah menjadi “to influence” dari yang sebelumnya hanya “to inform”. Jejak Milton diikuti oleh John Erskine diabad 18 dengan karyanya “The Rights of Man”. Pada abad 18 itulah beralihnya sistem pers otoriter ke sistem pers Liberal. Ada 2 perjuangan utama pada abad 18 itu untuk membina prinsip liberal yang dipengaruhi oleh pers :
- Perjuangan yang berkaitan dengan fitnah yang bersifat menghasut
- Perjuangan yang bersangkutan dengan hak pers untuk menyiarkan kebijakan yang dilakukan pemerintah

Pada masa itu pemerintah inggris mengawasi kritik yang dilakukan secara terbuka dengan penuntutan terhadap fitnah menghasut. Para hakim yang diangkat kerajaan menaruh simpati kepada upaya pemerintahan dalam pengendalian pers sehingga tidak menggangu khalayak. Tapi pada akhirnya prinsip liberal ini mencapai kemenangan dengan dapat terbitnya kebenaran yang di inggris dibela oleh Parliamentary Act. Dengan demikian pers lebih leluasa dalam menyiarkan berita.

Kemenangan Pers sama halnya dengan kemenangan demokrasi. Karena itu pers diakui sebagai pejuang yang aktif dalam membina prinsip kemerdakaan terutama terjadi pada surat kabar. Untuk pembinaan teoritis, pers telah mengembangkan apa yang disebut “the theory of objective reporting” untuk memenuhi fungsinya sebagai media informasi.

Diawal abad ke-20 kegiatan kantor berita di Amerika mulai aktif, dan kantor berita memasukkan beritanya ke surat kabar lokal dengan informasi yang didapat dari negara bagian, dan sumber internasional. Kantor berita ini hanya membuat berita untuk langganan dari kedua partai politik yaitu Partai Demokrat dan Republik. Menyebarnya objective reporting di Amerika ini semakin diperluas oleh menurunnya keterlibatan pers dalam arena perjuangan politik dan beralihnya surat kabar dari “opinion journal” ke “news medium”. Di kalangan wartawan Amerika Objective Reporting menjadi kebanggaan profesi yang berpegang teguh pada pendiriannya bahwa melaporkan fakta adalah satusatunya tugas mereka. Opini dipisahkan secara tajam dari fakta dan opini ini dituangkan hanya dalam tajuk rencana.

Abad 20 beralihnya jurnalistik dari “The Libertarian Theory of the Press” ke “The Social Responsibility Theory of the Press”. Teori tanggung jawab hakikatnya sama seperti pers yang menganut teori libertarian yang secara tradisional mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Mengabdi sistem politik dengan menyajikan informasi, diskusi dan debat mengenai persoalan umum.
- Memberi penerangan kepada khalayak sehingga menimbulkan kemampuan untuk berpemerintahan sendiri.
- Melindungi hak perorangan dengan mengabdikan diri sebagai penjaga menghadapi pemerintah
- Mengabdi sistem ekonomi terutama menghubungkan para pembeli dan penjual barang dan jasa melalui periklanan
- Menyajikan hiburan
- Memelihara kebutuhan sendiri dalam hal finansial sehingga bebas dari tekanan pihak tertentu

Awal tahun di Abad-19 Surat kabar menggunakan beritanya sebagai senjata politik, beritanya diubah, dibuat memihak dan ditahan hingga ada yang menguntungkan. Kemudian diabad yang sama surat kabar menuangkan opininya pada tajuk rencana, beritanya sendiri disusun secara objektif tanpa komentar pribadi dan disajikan tidak berdasarkan satu pihak melainkan semua pihak.

Lalu bagaimana dengan Pers di Uni Soviet? Surat kabar dinegara ini hampir tidak memuat iklan. Isinya yang tampak berbeda pada isi tajuk rencana. Berbeda dengan arti berita bagi orang-orang bukan komunis, arti berita bagi para redaktur Uni Soviet ialah Interpretasi terhadap proses sosial.

Jika ditinjau dari segi jurnalistik surat kabar di Uni Soviet menganut teori pers khas Uni Soviet yang umum dikenal menganut teori otoriter. Meskipun demikian di Uni Soviet terdapat kebebasan menyatakan pendapat. Hal ini dicantumkan dalam Konstitusi USSR pasal 125. Yang dijamin di USSR ini bukanlah “Free Opinion” dan “Free Expression” melainkan “Freedom of access to the means of expression”. Jadi bagi orang komunis jika dikatakan bahwa Pers itu harus bebas, maka yang bebas itu bukanlah untuk menyatakan pendapat, melainkan bebas dari kapital, individualisme, borjuansi dan anarki.

Perkembangan Jurnalistik Di Indonesia
Dimulai dari abad ke-18 tepatnya tahun 1774 dengan surat kabar pertama “Bataviasche Nouvelles” diterbitkan perusahaan belanda. Tahun 1776 terbit di Jakarta dengan nama “Vendu Niews” yang membahas berita pelelangan. Abad ke19 terbit berbagai surat kabar lainnya yang berbahasa belanda dan hanya bisa dibaca orang belanda dan pribumi yang bisa bahasa belanda. Surat kabar pertama yang bisa dibaca pribumi berbentuk majalah muncul tahun 1854 dengan nama “Bianglala” kemudian tahun 1885 disusul “Bromartani” dan tahun 1856 muncul surat kabar dengan judul “Soerat Kabar Bahasa Melajoe di Surabaya. Sejak itu muncul berita yang bersifat informatif dan sesuai dengan kondisi saat itu, seperti Tjahaja Siang, Tjahaja India, Tjahaja Moelia, Sinar Terang, Bintang Timoer, Bintang Barat, Bintang Djohar, Bintang Betawi, Matahari dan lain-lain.

Pers di indonesia, pertama masih berkembang di pulau jawa karena bahasa yang mudah dimengerti dan peralatan percetakan kebanyakan ada di pulau jawa. Sedangkan sumatera pertama kali muncul di padang tahun 1882 “Pelita Kecil” dan 1892 “Partja Barat” yang semuanya diterbitkan orang asing.

Yang menyulitkan para wartawan adalah sulitnya hubungan antara tempat yang satu dengan yang lain. contohnya saja peristiwa meletusnya Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883 baru bisa dimuat pada akhir September 1883 dengan berita yang tidak lengkap.

Sejarah Pers abad ke-20 ditandai dengan munculnya koran pertama milik RI yaitu “Medan Prijaji” terbit dibandung. Surat kabar ini di miliki dan kelola oleh Tirto Hadisurjo alias Raden Mas Djokomono. Pada mulanya tahun 1907 surat kabar terbit mingguan, kemudian tahun 1910 menjadi harian. Tirto Hadisurjo ini adalah pelopor jurnalistik modern diindonesia, hal ini bisa dilihat cara pemberitaan, pemuatan karangan, iklan dan lain-lain. Ada tulisan yang kontroversi saat “Medan Prijaji” beralih dari mingguan keharian dan karena tulisannya ia disingkirkan pemerintah Hindia-Belanda dari pulau jawa dibuang ke Pulau Bacan.

Semenjak kelahiran Boedi Oetomo dan gerakan kenegaraan lainnya, jumlah surat kabar diindonesia semakin bertambah. Hal ini bisa dimengerti karena organisasi kebangsaan dan keagamaan menyadari akan menyebarluaskan misinya lewat media massa.

Tumbuh “Darmo Kondo” yang mulanya terbit dua kali seminggu menjadi harian. Setelah mengalami pasang surut menjelang perang Pasifik, menjadi surat kabar bahasa indonesia pertama yaitu “Pewarta Oemoem” dan menjadi pembawa Suara Partai Indonesia Raya (PARINDRA). Berikutnya muncul “Sarotama” yang bersarekat islam dan lain-lain.

Dalam kemajuan perkembangan media massa di indonesia, khususnya cetak ada nama-nama besar yang turut membantu, seperti Ir.Soekarno, Dr.Mohammad Hatta, Moh.Yamin, Hadji Agoes Salim, Rangkajo Rasuna Said, Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, Hadji Misbach, Dr.Soetomo, Mr.Iwa Koesoema Soemantri, dan masih banyak lagi.

Ditinjau dari segi jurnalistik salah seorang tokoh bernama Dr.Abdoel Rivai dianggap sebagai wartawan yang paling terkenal karena tulisannya yang tajam dan pedas terhadap kolonialisme belanda sehingga beliau dijuluki dengan sebutan “Bapak Jurnalistik Indonesia” dan sudah diakui seluruh rakyat indonesia.

Jurnalistik Sesudah Proklamasi Kemerdekaan

Setelah proklamasi Pers di indonesia mengalami kebebasan sepenuhnya. Tahun 1945 dijakarta terbit Asia Raya yang diterbitkan dizaman jepang. Tanggal 1 Oktober 1945 terbit harian Merdeka sebagai hasil usaha kaum buruh yang menguasai percetakan. Dikota-kota lain juga bermunculan koran baru, antara lain :
- Kedaulatan Rakyat – ex Sinar Matahari (Yogya)
- Soeara Merdeka – ex Tjahaja (Bandung)
- Suara Rakyat – ex Suara Asia (Surabaya)
- Warta Indonesia – ex Sinar Baru (Semarang)

Pada revolusi fisik jurnalistik, para wartawan tidak hanya membuat berita untuk pembaca dipedalaman saja, melainkan berguna untuk prajurit, laskar-laskar yang berjuang. Berita yang dimuat bukan hanya mengorbankan semangat juang, tetapi sekaligus sebagai alat pemukul terhadap hasutan pihak belanda yang disiarkan melalui media massanya.

Awal tahun 1950, partai politik di indonesia mulai mempunyai surat kabar sebagai pembawa suaranya masing-masing, yaitu :
- Masjumi : Harian Abadi
- PNI : Suluh Indonesia
- Parta NU : Duta Masyarakat
- PKI : Harian Rakyat
- Partai Sosialis Indonesia : Harian Pedoman

Tahun 1950 – 1959 muncul doktrin demokrasi terpimpin yang di susul ajaran Manipol Usdek, kebebasan Pers digunakan untuk saling mencaci maki dan memfitnah lawan politik. Tanggal 1 Oktober 1958 bisa dikatakan sebagai tanggal matinya kebebasan pers di indonesia. Sesudah Dekrit Presiden Juli 1959 pihak penguasa berturut-turut mengeluarkan peraturan untuk memperketat pengawasan terhadap pers. Persyaratan mendapatkan SIT diperkeras, semua penerbit tahun 1960 diwajibkan untuk mengajukan permohonan SIT. Diformulir ada 9 peraturan penanggung jawab pemohon untuk mendukung manipol Usdek dan akan mematuhi pedoman yang dikeluarkan. Karena ada peraturan demikian sejumlah surat kabar menghentikan penerbitannya antara lain Harian Abadi, Harian Pedoman, Nusantara, Kengpo, Pos Indonesia dan lain-lain. dengan peraturan tersebut yang paling untung adalah PKI karena musuhnya telah tersingkir.

Lebih parah lagi ada peraturan yang menyebutkan bahwa surat kabar diwajibkan berafiliasi pada organisasi politik atau organisasi massa, dengan demikian sekitar 80 buah surat kabar pada masa itu dimiliki oleh 9 parpol dan ormas. Baru beberapa bulan peraturan berjalan, kemudian lahir peraturan baru yang menyatakan bahwa surat kabar atau majalah harus didukung oleh suatu partai politik atau tiga organisasi massa, dan surat kabar didaerah yang semula masih dibenarkan memakai nama berbeda dengan organisasi resmi dari induk tempat ia berafiliasi di pusat, harus mengubah namaya sehingga sama dengan nama organnya di Jakarta. Demikianlah maka koran teromper massa (medan) yang berafiliasi dengan sinar harapan harus berubah menjadi Sinar Harapan Edisi Sumatra Utara. Dan hal ini kembali menguntungkan PKI.

Klimaks kegiatan PKI dengan segala aparatnya membentuk pemberontakan yang dikenal dengan nama G30S PKI. Gerakan ini berhasil ditumpas oleh rakyat, ABRI dan Mahasiswa. Politik berubah, pers pun berubah. Akibat punahnya Orde Lama yang berganti jadi Orde Baru, hilanglah Harian Rakyat, Bintang Timur, Warta Bhakti, dan surat kabar Komunis lainnya dan muncul harian yang dibuat oleh mahasiswa yaitu Harian Kami, API, Tri Sakti dan lain-lain. Dan di tahun 1966 adalah tahun penting bagi Pers di Indonesia karena tahun itu keluar UU No.11 tahun 1966 tentang Ketentuan Pokok Pers.


Pada tahun 1988 tercatat 163 penerbitan pers, 60 diantaranya berupa surat kabar harian dan sisanya majalah, tabloid dan buletin. Tahun 1992 jumlah tersebut meningkat menjadi 277 penerbitan pers. Sedangkan jumlah tiras atau oplah penerbitan setiap kali terbit pada tahun 1988 sebanyak 10.783.000 eksemplar.

Rabu, 24 September 2014

Jurnalistik Dari Masa Ke Masa

Jurnalistik berasal dari Bahasa Belanda “Journalistek”, bahasa inggris “Journalism” dari kata “Journal” sebagai terjemahan dari bahasa latin yang artinya Harian atau Setiap Hari.

Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal yang sifatnya informasi saja. Terbukti pada Acta Diurna sebagai produk jurnalistik pertama pada zaman Romawi Kuno ketika Kaisar Julius Caesar berkuasa. Selanjutnya surat kabar bisa mencapai rakyat dan dipergunakan kaum idealis untuk melakukan social control sehingga surat kabar juga bersifat persuasif. Bentuk Jurnalistik yang bersifat persuasif antara lain adalah Tajuk Rencana.

Awalnya jurnalistik mulai dikenal saat Julius Caesar menjadi Kaisar Romawi yang mengeluarkan peraturan agar kegiatan senat setiap harinya dapat diumumkan kepada khalayak lewat papan pengumuman yang dinamakan Acta Diurna.

Berbeda dengan media saat ini, pada waktu itu orang-orang yang “kaya” memerintahkan budak-budaknya yang bisa menulis untuk mencatat segala sesuatu informasi yang ada di Acta Diurna untuk diberikan kepada tuan tanah atau majikannya. Dalam perkembangan selanjutnya para Diurnarii (Pencatat berita) tidak lagi terdiri dari para budak, melainkan juga orang-orang yang menjual catatan harian mengenai kegiatan senat itu kepada siapa saja yang membutuhkannya. Berita yang dijual itu bukan hanya berita resmi, melainkan juga berita tidak resmi yang menyangkut kepentingan umum dan menarik perhatian khalayak.

Karena banyaknya penulis berita, terjadilah persaingan antara para Diurnarri, sehingga mereka sengaja menyelusuri kota Roma sampai keluar kota untuk mencari berita. Pelabuhan dan penginapan juga didatanginya untuk mencari informasi dari pada pendatang mengenai kejadian diluar negeri. Demikian jurnalistik pada zaman Romawi.

Meskipun Acta Diurna fungsinya belum bersifat “Journal d’Opinion” seperti yang terjadi pada abad berikutnya yang sempat menyebabkan jatuhnya korban sebagai korban pertama dalam sejarah jurnalistik. Seorang Diurnarri bernama Julius Ructicus dihukum mati karena tuduhan menyiarkan berita yang belum boleh disiarkan atau masih rahasia. Berita tersebut adalah berita tentang kepindahan orang besar yang menurut Caesar belum boleh di publikasikan.

Kasus ini merupakan awal keruntuhannya kerajaan Romawi yang menyebabkan Eropa mengalami masa gelap dan kegiatan jurnalistik di eropa sempat menghilang. Pada saat itu berita hanya boleh diceritakan atau dinyanyikan oleh orang yang disebut “Wandering Minstrels” yang berkelana dari satu tempat ketempat lain. cara pemberitaan itu terjadi di inggris, swiss dan prancis. Kalaupun ada berita yang tertulis hanyalah dalam bentuk surat itupun berita luar negeri.

Tahun 1609, dijerman muncul surat kabar pertama yaitu Avisa Relation oder Zeitung, sedangkan di inggris muncul Weekly News yang terbit di Londom 23 Mei 1622. Tetapi yang benar-benar surat kabar yang terbit teratur dan tercetak adalah Oxford Gazette dan kemudian tahun 1665 namanya berubah jadi London Gazette dan Henry Muddiman menjadi editor pertama yang pertama kali mengetengahkan istilah “news paper” yang dipergunakan sampai sekarang.

Dengan munculnya pers yang terbit secara tercetak dan teratur seperti itu, negara dan gereja mengeluarkan peraturan-peraturan yang bersifat pembatasan yang mencegah diberitakannya hal-hal yang merusak norma (Pernicious), Subversif (subversive), menghina tuhan (Blasphemous) dan lain-lain yang menurunkan derajat manusia.

Tahun 1644, John Milton memperjuangkan kebebasan pers, terkenal dengan Areopagitica A Defense of Unlicenced Printing. Maksud dari kebebasan pers Milton adalah kebebasan menyatakan pendapat. Salah satunya dia berkata “Berikan saya kebebasan untuk mengetahui, mengubah dan memperdebatkan hati nurani diatas segala kemerdekaan”. Pada masa itu pernyataan itu merupakan pernyataan yang hebat terhadap kekuasaan otoriter.


Abad ke-17 pengaruh Milton sangat besar terhadap Jurnalistik. Dan pada saat itu jurnalistik bukan hanya menyiarkan berita yang bersifat informatif tetapi juga opinionatif. Bukan lagi memberitahukan kepada khalayak apa yang terjadi, tetapi juga mempengaruhi pemerintah dan masyarakat.


Definisi Dan Ciri-Ciri Pers

Pers adalah Lembaga Sosial atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan di negara dimana ia beroprasi, bersama dengan subsistem yang lain. Pers adalah sistem terbuka ang probabilistik, maksudna pers tidak bebas dari pengaruh lingkungan dan cenderung mempunyai kualitas untuk menyesuaikan diri kepada perubahan dalam lingkungan demi kelangsungan hidup. Jadi apabila pers tidak mampu menyesuaikan diri pada perubahan kondisi lingkungan maka pers itu akan mati, misalnya pencabutan izin atau tidak disukai khalayak.

Mengenai jenis-jenis sistem pers yang dianut oleh negara didunia bisa kita kaji dibuku “Four Theories of the Press” karya Fred S.Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Schramm. Buku tersebut menyatakan didunia sekarang pers dikategorikan menjadi empat, yaitu :
 Authoritarian Press atau Pers otoritarian
- Liberatian press atau press libertarian
- Soviet communist press atau pers komunis soviet
- Social responsibility press atau pers tanggung jawab sosial

Ketiga pengarang itu menimpulkan bahwa kategori itudisebut teori, teori komunis soviet hanya perkembangan dari teori otoritarian, dan yang disebut teori tanggung jawab hanya modifikasi dari teori libertarian. Dan teori otoritarian yang menjadi dasar perkembangan teori komunis soviet adalah teori yang tertua tahun 1454. Pada saat itu yang disebut kebenaran adalah milik pengusaha saja. Oleh karena itu informasi berlangsung dari puncak turun ke bawah. Tetapi diabad 20 di Uni Soviet terjadi perubahan politik yang sendirinya berpengaruh kepada sistem pers dinegara itu. Perubahan tersebut akibat pemikiran Gorbachov yang dikenal sebagai “Glasnost” yang berarti restuk turisasi. Dan akibat suasana glasnost dan perestorika itu, pers di Uni Soviet mengalami kebebasan dan berimbas pada kebebasan surat kabar dan majalah yang mulai berani mengungkap peristiwa yang sebelumnya bersifat tabu. Contohnya pengangkatan berita korupsi.

Sedangkan teori liberitarian yang menjadi dasar modifikasi teori tanggung jawab sosial merupaka kebalikan dari teori dalam hal hubungan posisi manusia terhadap negara. Dalam teori ini manusia tidak lagi dianggap bebas untuk dipimpin dan diarahkan. Hak mencari kebeneran kodrati manusia dan pers dianggap sebagai mitra dalam mencari kebenaran. Sudah 200 tahun lebih pers Amerika dan Inggris menganut teori liberitarian, bebas dari pengaruh pemerintah dan bertindak sebagai “Fourth Estate” (Kekuasaan keempat), dalam proses pemerintahan setelah kekuasaan pertama (Lembaga Legislatif), kekuasaan kedua (lembaga Eksekutif) dan kekuasaan ketiga (Lembaga Yudikatif).

Selanjutnya abad 20 muncul new authoritarianism di negara komunis dan new libertarianism (Teori tanggung jawab) di negara non komunis.

Perkembangan Pers di Indonesia tidak menganut ke4 sistem yang telah dijelaskan. Karena di indonesia menggunakan sistem Pers khas Indonesia sendiri yaitu Pers Pancasila oleh Dewan Pers yang didefinisikan sebagai “Pers yang orientasi, sikap dan tingkah lakunya berdasarkan pada nilai-nilai pancasila dan UUD 1945”. Kenapa Pers di Indonesia tidak menganut satupun dari teori Pers Barat? Karena tidak ada satupun yang sesuai dan selaras dengan falsafah hidup bangsa indonesia, gaya hidup rakyat Indonesia dan kepribadian Indonesia.

Tetapi empat teori pers tersebut, sejak tahun 1970-an telah dikritik oleh beberapa pakar, antara lain Ralph Lowenstein dan William Hachten.

Lowenstein dalam bukunya “Media, Messages, and Men” menjelaskan ada empat Teori Pers tersebut tidak fleksibel dan tidak bisa diaplikasikan pada semua sistem pers. Dan kemudian ia menyarankan “Pendekatan dua deretan bertingkat” yang mengidentifikasian tipe kepemimpinan dan filsafat.
Sedangkan William Hachten “The World News Prism” tahun 1981 yang berpegangan pada ideologi authoritarian dan komunis serta kombinasi libertarian dan tanggung jawab sosial ke dalam konsep barat dan menambah teori baru “revolutionary dan developmental” (Merril, 1991 : 16-17)

Ciri-Ciri Pers

Pengertian sempit, Pers adalah Media massa cetak dan pengertian secara luas meliputi media massa cetak elektronik seperti radio siaran, Televisi siaran yang bertujuan menyiarkan karya jurnalistik. Jadi tegasnya Pers adalah lembaga atau badan yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Dan keduanya diibaratkan sebagai jiwa dan raga karena Pers karena ia berwujud, konkret dan nyata sedangkan jurnalistik itu abstrak, daya hidup dan menghidupi aspek pers. Karena itu pers tidak mungkin beroprasi tanpa jurnalistik begitupula sebaliknya. Dalam hal ini kita akan membahas media cetak arti sempit. Berikut adalah ciri-ciri surat kabar :

- Publisitas
Yaitu penyebaran kepada publik atau khalayak. Karena diperuntukan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum. Isi surat kabar terdiri dari berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.

- Periodisitas
Terbitnya surat kabar ini bisa satu kali sehari, dua kali sehari atau satu kali atau dua kali seminggu. Seperti buku biasanya, tidak disebarkan secara periodik, tidak teratur hal ini dikarenakan terbitnya tidak teratur. Jadi penerbitan seperti buku tidak mempunyai ciri periodisitas meskipun disebaran pada khalayak dan isinya menyangkut kepentingan umum.

- Universalitas
Ciri surat kabar ini bisa dilihat dari kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia. Sebuah penerbitan berkala yang isinya mengkhususkan diri pada suatu profesi atau aspek kehidupan, seperti Majalah Kedokteran, Arsitektur, Koperasi atau pertanian, tidak termasuk surat kabar.

- Aktualitas
Menurut kata aslinya Aktualitas berarti “Kini” dan keadaan sebenarnya. Keduanya erat sekali disangkut pautkan dengan berita yang disiarkan surat kabar. Tetapi yang dimaksudkan dengan aktualitas sebagai ciri surat kabar adalah kecepatan laporan tanpa menyampingkan pentingnya kebenaran berita.

Fungsi Pers

Pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti fungsi jurnalistik. Pada zaman modern ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita, melainkan aspek untuk isi surat kabar. Karena itu fungsinya, bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. Fungsi-fungsi tersebut antara lain :

- Menyiarkan Informasi
Khalayak berhak untuk mendapatkan informasi mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain dan sebagainya.

- Mendidik
Surat kabar harus memuat tulisan yang mendidik sehingga pembaca bisa bertambah pengetahuannya. Fungsi ini bisa secara implisit dalam bentuk berita, artikel atau tajuk rencana. Terkadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.

- Menghibur
Isi harus bersifat menghibur, hiburan tersebut bisa berbentuk cerpen, cerita bersambung, teka teki silang, karikatur dan lain-lain. hal ini dimaksudkan agar pembaca bisa melemaskan ketegangan pikiran setelah membaca berita berat (Hard News).

- Mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi ini bisa memegang peranan dalam kehidupan. Ada cerita menarik mengenai hal ini. Napoleon pernah berkata bahwa ia lebih takut dengan empat surat kabar daripada seratus serdadu dengan sangkur terhunus. Salah satu surat kabar yang ditakuti adalah surat kabar yang independent, yang bebas menyatakan pendapat, dan bebas melakukan social control. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implisit terdapat pada berita dan eksplisit terdapat pada tajuk rencana atau artiket.

Indra Sjafri : “Kita Kehilangan Identitas”

Barcelona – Rabu (24/9/2014) Barcelona B berhasil menang dengan keunggulan 6-0 melawan Timnas Indonesia U-19 di pertandingan ke 3 tur Spanyol. Pertandingan yang diselenggarakan di Ciutat Esportiva Joan Gamper, Barcelona pukul 21.00 waktu Indonesia ini menghasilkan 6 gol Barcelona B ke gawang Ravi Murdianto tanpa balas. Gol Barcelona B di babak pertama dicetuskan Thomas Vermaelen lewat sundulannya pada menit ke 3, kemudian disusul Luis Suarez dan Babunski. Dibabak ke2 Bicho, Suarez dan Maxi Rolon kembali membobol gawang dan memastikan klub yang bermarkas di Barcelona ini menang telak atas timnas U-19 dengan skor 6-0.

Selain debut Thomas Vermaelen dan kembali bermainnya Suarez, ada hal yang menarik dari pertandingan ini. memang cukup terlihat jelas bahwa Timnas U-19 terlihat tidak seperti biasanya kala menghadapi Barcelona B. Gaya bermain Timnas U-19 yang terkenal dengan permainan passing, dan serangan balik yang cepat seakan tidak terlihat dipertandingan tersebut.

Meski mengakui kalah dari segi kualitas dan jam terbang, Coach Indra Sjafri tetap membela anak asuhya dengan berasumsi bahwa kekalahan ini salah satunya disebabkan karena kurangnya kepercayaan diri pemain karena menghadapi Barcelona B, apalagi karena ditambah dengan hadirnya pemain kelas dunia seperti Vermaelen dan Luiz Suarez.

"Selama pertandingan kita hampir kehilangan identitas bermain. Para pemain banyak salah umpan dan kurang bisa mengantisipasi pergerakan lawan yang efisien," Seperti yang dibilang coach Indra usai pertandingan.

"Kita berhadapan dengan lawan yang kualitasnya lebih baik, para pemain kurang percaya diri. Pelan-pelan memang sudah berupaya memperbaiki, kita telah berusaha mengganti pemain, mengganti komposisi, juga meminta pemain untuk tampil lebih tenang, dan tidak mudah kehilangan bola tapi kita lihat sendiri lawan melakukan pressing ketat,"

"Pasti rotasi akan dilakukan ya, karena ini simulasi untuk Piala Asia, bukan kita pasang target untuk mengalahkan mereka (tim di tur Spanyol). Nanti lawan Real Madrid C kita juga mencoba alternatif-alternatif pemain yang kita akan simulasikan," kata coach Indra.

Pertandingan berikutnya di tur Spanyol, Timnas U-19 akan menjajal kemampuan Real Madrid C. Dan diwawancara tadi coach Indra juga menegaskan bahwa ia akan kembali merotasi pemain untuk kesiapan performa timnas di Piala Asia U-19 bulan oktober mendatang.



Senin, 15 September 2014

Asal Muasal Kawasan Yang Bernama Halim Perdana Kusuma


Setelah pindah dari Bandara Kemayoran, Bandara di Halim Perdana Kusuma adalah bandara yang aktif dipertandingan internasional sampai 1 april 1985 yang kemudian pindah ke Cengkareng hingga sekarang. Walaupun demikian, Bandara halim tetep dipakai utk penerimaan protokoler bagi tamu kenegaraan dan dipakai utk penerbangan domestik, Bandara Halim sempat jadi tempat singgah tim sepakbola yang dijuluki The Kop yaitu Liverpool FC pada tahun 2013.

Nama Halim Perdana Kusuma berasal dari nama seorang tokoh penerbangan indonesia yang bernama Abdul Halim Perdana Kusuma


Abdul Halim Perdana Kusuma



Dalam perjalanan karirnya, dia ditugaskan untuk membentuk Angkatan Udara yg di komandemen tentara sumatera tahun 1947.
Selain itu, ia ditugaskan untuk menjaga senjata dari luar negeri untuk alat pertahanan negara. Mengenai profilnya Abdul Halim Perdana Kusuma lahir di Sampang, Madura tgl 18 November 1922. Setelah menyelesaikan pendidikan HIS dan MULO ia meneruskan pendidikannya disekolah Pamongpraja, Magelang.

Walaupun di Pamongpraja ia tdk sampe lulus, tapi ia pindah ke sekolah Angkatan Laut di Surabaya yg merupakan perwujudan seruan milisi yg diumumkan Belanda. Pengalaman bekerjanya beliau pernah bekerja di Dinas Penerbangan Angkatan Laut Belanda.

Sumber : Google, 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe

Sabtu, 06 September 2014

ASAL MUASAL TERBENTUKNYA NAMA ANCOL

Tak bisa dipungkiri, kalo Ancol adalah salah satu tempat di Jakarta Utara yang karena ada tempat wisata yang masih menjadi primadona di Jakarta, Bahkan di Indonesia. Tau kan apa? Apalagi kalo bukan Taman Impian Jaya Ancol.

Selain terkenal akan tempat wisatanya, ANCOL juga terkenal lewat sinetron horor tahun 90-an yaitu Si Manis Jembatan Ancol yg berceritakan tentang hantu perempuan cantik yg sering bergentayangan di daerah tsb.

Tapi terlepas dari itu, banyak juga orang yang tidak tahu kenapa tempat tersebut diberi nama ANCOL?

Jadi, Konon di zaman penjajahan belanda, jika laut Jawa lagi pasang maka air asin yang berasal dari laut itu menyampur dengan air tawar yang ada di kali sehingga rasa air berubah menjadi “Payau”. karena volume air yang terlalu banyak di Kali tersebut. Maka air payau tersebut menggenangi daratan, sehingga air di daratan itu juga ikut Payau.

Dan karena adanya fenomena itu, maka kompeni-kompeni belanda di zaman VOC mengenal kawasan tersebut dengan nama “Zoutelande” yang artinya “Tanah asin”.

Selain itu kata “Zoutelande” juga menjadi sebutan untuk kubu pertahanan belanda yg dibangun didaerah Ancol tahun 1656. Dulu ANCOL menjadi salah satu tempat yang digunakan sebagai medan peperangan antara belanda dan Indonesia.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Asal Muasal nama ANCOL adalah "Tanah Mendidih Berpayau-payau"


"Benteng Belanda yang dulu dibangun di daerah ANCOL"


Ada hal yang tidak banyak orang ketahui di Ancol adalah dahulu kawasan ANCOL juga pernah menjadi “markas” kerajaan Suwarisessa pada tahun 1521-1535


"Sebagai bayangannya ini adalah ANCOL di tahun 1948"

Selasa, 02 September 2014

Tiga Tranfser Pemain Termahal Musim 2014/15

Hari ini (2/9/2014) adalah hari terakhir tranfer musim panas, meskipun banyak orang yang menyimpulkan bahwa tranfser kali ini didominasi dengan kepindahan penjaga gawang dan juga tranfser pemain pinjaman

Meskipun banyaknya pemain yang pindah hanya dengan status pinjam, tetapi fenomena pemain termahal akan selalu menarik dan menjadi perbincangan disetiap tahunnya. Dan berikut adalah 3 pemain dengan transfer termahal musim 2014/2015

1. Luis Suarez

Transfer termahal pertama tahun ini adalah topskor liga inggris musim 2013/14 yaitu Luis Suarez. Pria kelahiran Uruguay tahun 1987 ini di bandrol dengan harga € 88.000.000 atau ± 1,4 triliun rupiah. Sebelum ke Barcelona, mantan pemain Liverpool ini sempat di gosipkan sudah resmi milik Real Madrid, terbukti foto yang pernah beredar di sosial media (Kasih gambar Suarez Madrid). Untuk menepis gosip tersebut


Tapi sayangnya FC Barcelona baru bisa memainkan Suarez di pertandingan resmi La Liga yaitu pada laga El Clasico pertama pada tanggal 26 oktober 2014, hal ini dikarenakan pemain masih menjalani hukuman yang diberikan FIFA usai menggigit Chiellini.

2. James Rodriguez


Ajang Piala Dunia di Brazil kemarin bisa dibilang puncak permainan pemain asal Kolombia ini. Terbukti James dinobatkan sebagai Topskor Piala Dunia 2014. Real Madrid harus menebus pemain dari AS Monaco dengan harga € 80.000.000 atau sekitar 1,3 Triliun Rupiah.

Sebelum berlabuh ke Real Madrid, Banyak tim besar yang juga tertarik memakai jasanya seperti FC Barcelona, Manchester United, Chelsea FC, dan Manchester City.

3. Angel Di Maria


Transfer Di Maria ke Man.Utd ini termasuk berita yang mengejutkan publik, karena berita yang beredar Di Maria lebih berkemungkinan hengkang ke PSG di banding Manchester United. Pemain asal Argentina memang sudah merencanakan kepergiannya sejak Piala Dunia 2014. Alasan Di Maria pindah ke Manchester United bukan lain karena keinginan dirinya yang sejak kecil mengagumi klub berjuluk “Setan Merah”.

Transfer Di Maria ke Manchester United dinobatkan menjadi Transfer paling mahal di Liga Inggris musim 2014/15. Untuk mendatangkan Di Maria dari Old Trafford, pihak Setan Merah harus mengeluarkan € 75.000.000 atau 1,2 Triliun Rupiah