Senin, 06 Oktober 2014

Sejarah Nama Balekambang dan Batu Ampar

Heey pembaca... Selamat dateng di dunia gw, si penulis abal-abal yang masih gini-gini aja. Di kesempatan kali ini gw akan bahas Sejarah munculnya nama Balekambang dan Batu Ampar, Jakarta Timur.

ASAL USUL BALEKAMBANG

Pertama-tama kite bebarengan bahas Sejarah Balekambang, Jakarta Timur. Daerah Balekambang ada di kelurahan Kramat Jati. Daerah ini adalah salah satu daerah yang masih banyak pohonnya atau biasa yang kita kenal dengan sebutan daerah penghijauan. Selain itu mayoritas penduduknya adalah warga Betawi tulen yang masih kental dengan tradisi, hal ini di buktikan karena masih banyaknya rumah Joglo (Rumah Khas Betawi) di daerah ini.

Trus ngape dikasih nama Balekambang? Jadi konon dulu ada cerita rakyat yang terkenal didaerah ini. Di kisahkan ada wanita asli Balekambang yang bernama Siti Maemunah yang dibuatkan rumah oleh salah satu laki-laki tampan pada masa itu. Hampir sama dengan rumah masyarakat betawi pada umumnya, hanya saja perbedaannya terjadi pada bentuk Bale (tempat istirahat) dirumah ini yang seolah-olah jika ada yang istirahat disitu, ia seperti mengambang di air.


Jadi bisa disimpulkan bahwa nama Balekambang di ambil dari kata Bale (tempat istirahat) dan Kambang (dari kata mengambang). Karena cerita itulah daerah ini dikenal dengan nama Balekambang.


ASAL USUL BATU AMPAR

Yang ke-2 kita akan bahas Sejarah Batu Ampar Kramat Jati, Jakarta Timur. Jadi sejarah dari daerah ini masih ada kaitannya ama sejarah Balekambang. Ceritanya dulu daerah ini pernah ada sepasang suami istri yang bernama Pangeran Geger dan Nyai Polong dan mereka punya anak yang bernama Siti Maemunah yang di masa itu jadi kembang desa.

Seiring berjalannya waktu saat siti beranjak dewasa, Siti dilamar oleh Putra dari pangeran Tenggara asal Makasar yang tinggal di Batu Ampar. Karena budaya yang kental dizaman dulu, maka pangeran Geger memberi peraturan bagi pria yang ingin melamar anaknya dan meminta syarat berupa Putrinya harus dibangunkan rumah dekat dengan kali ciliwung dan harus selesai dalam waktu satu malam.

Tanpa ragu pangeran pun mengabulkan permintaan itu, keesokan harinya setelah persyaratan dibuat, sudah berdiri rumah gagah yang dibuat dan dihubungkan dengan jalan yang dihampari batu-batu. Nah, jalan yang dihampari bebatuan tersebut yang kemudian disebut batu ampar.

Dan sedikit FYI bukan kalian, dulu di awal abad 20 ada perguruan silat betawi yang dipimpin oleh bang maliki dan bang modin. Dan tahun 1986, ada guru silat di kampung ini yang bernama saaman yang ngajarin silat ke kompeni belanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar